Sudaryono Eng., M.M, MBA, atau yang dikenal dengan sebutan Mas Dar, lahir di Grobogan, 23 Januari 1985. Tepatnya di sebuah dusun bernama Mangunrejo, Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh. Sejak kecil dikenal sebagai anak yang trengginas dan cerdas. Di wilayah Toroh dia menjadi legenda dan teladan. Tidak peduli sesusah apapun kondisi keluargamu, tirulah Mas Dar yang berhasil melompati kerangkeng nasibnya dengan kerja keras.
Mas Dar menjadi ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah di usia 38 tahun. Sebelumnya, dia aktif di banyak organisasi, seperti, Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ketua Dewan Pembina DPP Pedagang Pejuang Indonesia Raya (PAPERA), CEO Garuda TV, CEO PT Indonesian Defense and Security Technologies, dan banyak lagi.
Masa Kecil
Terlahir sebagai anak petani yang pintar dari Dukuh Mangunrejo, Desa Tambirejo, Kecamatan Toroh, Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Mas Dar adalah anak semata wayang dari bapaknya yang bernama Yahyo dan ibunya, Suwarni. Meski anak tunggal, Mas Dar diajari kedisiplinan sejak kecil. Dia tidak pernah dimanjakan.
Sudaryono kecil adalah anak yang ceria dan jarang menampakkan wajah murung. Nilai rapornya selalu di atas delapan. Namanya menjadi teladan bagi anak-anak dusun lainnya. Guru-guru dan kepala sekolah selalu takjub kepadanya. Pasalnya, Sudaryono kecil terlihat tidak terlalu memperhatikan sewaktu diajar. Dia juga memilih bangku paling belakang untuk duduk. Tapi semua pertanyaan guru selalu bisa dijawab dengan tepat.
Rahasia Mas Dar adalah, dia selalu belajar selepas subuh sebelum masuk sekolah. Apa yang akan diajarkan di kelas telah dia pelajari sebelumnya. Maka bagi Mas Dar, pengajaran di sekolah sebenarnya adalah pengulangan saja. Sangat mudah baginya.
Mas Dar rajin membantu pekerjaan orang tuanya. Karena sebagai keluarga petani, mereka tidak memiliki sawah sendiri. Orang tuanya menyewa lahan dan menjadi buruh bangunan setelah masa tanam.
Setiap hari, Mas Dar memikul dua ember air di pundaknya dari sumur desa ke rumahnya. Jaraknya hampir satu kilo meter. Karena di Desa Mangunrejo waktu itu krisis air bersih, apalagi ketika masuk musim kemarau. Mas Dar juga diberi tugas memanggul jerami dari sawah ke rumah untuk pakan sapi ternak mereka. Anak sekecil itu telah menerima tanggung jawab dan telah dikerjakan sebaik-baiknya.
Masuk ke SMP Favorit
Ketika lulus SD dengan nilai tinggi, Mas Dar dengan mudah diterima di SMP Negeri 2 Toroh. SMP tersebut merupakan salah satu sekolah favorit pada waktu itu. Banyak anak yang ingin masuk ke sana, tapi tidak kesampaian.Di sekolah tersebut, Mas Dar yang berpembawaan gembira, menonjol sebagai anak pandai dan berprestasi. Meski kerapkali mendapatkan hukuman –push-up dan lari keliling lapangan– akibat sering terlambat ke sekolah karena sinau sehabis subuh lebih dulu, tapi itu justru membuatnya dikenal oleh Kepala Sekolah, Pak Cahyono dan banyak guru lainnya.
“Jika diberi penjelasan, dia asyik sendiri, seperti tidak mendengarkan. Tapi ketika diberi pertanyaan, ia dapat menjawabnya dengan baik,” kata para guru tentang Mas Dar.
Kesaksian itu tidak hanya disampaikan Bu Widya, wali kelasnya, tapi juga Pak Suharno, Bu Ely Satiti, dan termasuk Pak Cahyono sendiri. Yang jelas, nilai-nilai rapor Mas Dar tetap tinggi, selalu di atas 8. Ketika pengumuman kelulusan SMP Negeri 2 Toroh di tahun 2000, tidak mengejutkan jika Mas Dar menjadi lulusan terbaik.
Beasiswa SMA Taruna Nusantara
Melalui dukungan penuh kedua orang tua dan guru-gurunya, Mas Dar pun mendaftarkan diri ke sekolah favorit SMA Taruna Nusantara melalui jalur beasiswa. Dia mewakili Grobogan setelah melewati seleksi yang sangat ketat. Dari 65 orang yang lolos di seleksi awal, hanya empat orang yang lolos di seleksi akhir. Di sekolah asrama inilah Sudaryono remaja digembleng kedisplinan yang ketat. Visi hidupnya berubah, semangat juangnya berkobar.
Awalnya Sudaryono remaja sempat minder, dia satu-satunya anak dusun yang miskin. Sementara teman-temannya mayoritas adalah anak orang mampu, bahkan banyak dari mereka adalah anak jenderal. Tapi rasa persaudaraan yang kuat di Taruna Nusantara membuatnya bangkit percaya diri. Ketika salah satu anak membuat kesalahan, seluruh teman sekelas akan menanggung hukumannya. Di bawah perasaan senasib sepenanggungan itulah, mereka menjadi lebih dekat daripada saudara.
Digembleng di Taruna Nusantara
Sekolah Taruna Nusantara adalah boarding school. Pendidikan dijalankan di dalam dan di luar kelas. Sewaktu awal pendidikan di SMA itu, Pak Yahyo dan Bu Suwarni mengunjunginya. Pak Yahyo memberikan 500 ribu rupiah sebagai bekal atau sangu hidup selama menjalani pendidikan, tapi hanya diterima 200 ribu rupiah.
“Yang 300 ribunya buat Bapak saja, untuk beli pupuk,” begitu kata Mas Dar.
Mengenang kisah tersebut, Pak Yahyo selalu menangis. Karena sejak kecil, anak semata wayangnya itu sangat mengerti kondisi ekonomi orang tuanya yang kekurangan. Mas Dar adalah anak yang tumbuh dalam kesederhanaan, berkepribadian jujur dan peka pada kondisi sosial di sekitarnya.
Pendidikan yang ketat dan keras di SMA Taruna Nusantara selama 3 tahun (2000-2003) menjadi kawah candradimuka bagi Mas Dar. Dia digembleng sedemikian rupa sehingga benar-benar terlahir kembali sebagai sosok yang baru. Dia akhirnya lulus sebagai siswa terbaik dari sekolah itu.
Pendidikan Akademis
Sebagai salah satu lulusan terbaik SMA Taruna Nusantara, Mas Dar pun melenggang ke Negeri Sakura untuk melanjutkan kuliah, dia masuk dengan program beasiswa. Dari rentang 2004 – 2009, dia menempuh pendidikan di National Defense Academy of Japan. Waktu itu, hanya ada 2 orang pelajar dari Taruna Nusantara yang lolos program beasiswa ke pendidikan akademis yang prestisius tersebut.
Visi global Mas Dar terbentuk di Jepang. Dia sadar, bahwa di luar sana warga negara maju bekerja dengan disiplin dan efisien. Dia belajar banyak tentang etos kerja keras ala Jepang dan penerapan teknologi canggih di segenap bidang.
Selang beberapa tahun kemudian, sepulang dari Jepang, Mas Dar pun melanjutkan pendidikan akademisnya dengan kuliah di program S2 Magister Manajemen di salah satu universitas di Jerman dan S3, Institut Pertanian Bogor. Pesan bapaknya selalu terngiang di telinganya, hanya pendidikan yang akan mengubah nasib seseorang.
Karier Profesional
Mas Dar mengawali karier profesionalnya dari tahun 2014 sebagai Corporate Secretary di Nusantara Energy, kemudian dipercaya menjadi CEO Garuda TV pada 2018. Selanjutnya, ia juga menjadi CEO PT Nusantara Telematics System sejak 2019, dan Chairman PT Sahabat Sejati Sejahtera Farma sejak 2020.
Di bawah kepemimpinannya, penonton Garuda TV selalu meningkat 0,20 setiap bulannya, hingga mencapai TV Share 0,70 pada Januari 2024. Dari sisi coverage, Garuda TV sudah menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Saat ini, ranking viewership Garuda TV juga sudah meningkat dari ranking 33 menjadi 17.
Menyadari urgensi pendidikan yang bisa mengubah nasib seperti yang telah dialaminya, Mas Dar memfokuskan Garuda TV pada pendidikan anak-anak di Indonesia melalui Garuda TV Education, dengan tagline, “Mencerdaskan kehidupan bangsa dari Sabang sampai Merauke”.
Program ini berisi pengembangan pendidikan melalui siaran televisi yang terintegrasi dengan apps pada handphone, maupun sosial media. Program yang ditawarkan meliputi, Jelajah Ilmu Pengetahuan, Adu Cerdas, dan Program Bantu Sekolah. Saat ini sudah terdapat 304 sekolah di seluruh Indonesia yang dibantu oleh program tersebut.
Menggerakkan Organisasi Sosial
Selain kepemimpinan di dunia profesional yang digelutinya, Mas Dar juga aktif membela rakyat kecil melalui organisasi sosial. Lingkupnya tidak hanya di Jateng, tapi di seluruh Indonesia. Sejak 2021, Mas Dar menjabat sebagai Ketua Umum Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), sekaligus Ketua Dewan Pembina Pedagang Pejuang Indonesia Raya (Papera), dan beberapa kegiatan sosial rutin lain yang tak ingin disebutkan namanya. Mas Dar menganggap itu bagian dari ibadah, yang tak boleh diberitakan pada orang banyak. Cukup Mas Dar, penerima bantuan dan Tuhan saja yang tahu.
Selain memberikan advokasi kepada para pedagang terkait persoalan pasar, Mas Dar juga memberikan solusi untuk pedagang yang terjerat utang modal pada rentenir, melalui APPSI dan Papera tersebut. Lebih dari 36 ribu pedagang di Indonesia terbantu modal dagang itu. Melalui konsep “Warung Juang” yang digerakkan Mas Dar, geliat UMKM jadi lebih hidup dan berani melakukan eksplorasi dan inovasi. Di Jateng sendiri, ada lebih dari 7 ribu pedagang yang mendapatkan bantuan modal tersebut.
“Warung Juang” diinisiasi sejak 2022 bersama gerakan kerakyatan Pak Prabowo Subianto.Tujuannya untuk memperjuangkan nasib wong cilik, terutama membantu para pelaku UMKM dengan menggulirkan dana tanpa bunga dan tanpa riba.
Selain itu, pembelaan pada nasib wong cilik, juga dilakukan dengan Program Becak Listrik. Konsep ini membantu meringankan beban para penarik becak. Hal itu sekaligus untuk menjaga keseimbangan lingkungan kota setempat, karena ramah lingkungan. Sudah lebih dari 500 becak listrik didistribusikan melalui program ini, ke Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Karier Politik
Bandul nasib Mas Dar berubah haluan sebab pendidikan. Di tahun 2010 seusai menempuh pendidikan di Jepang, Mas Dar pulang ke Indonesia dan menjadi asisten pribadi (aspri) Pak Prabowo Subianto, Ketum Parpol Gerindra. Kemudian pada 2020 menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen Gerindra), sebelum kemudian terpilih menjadi ketua DPD Gerindra Jateng.
Sejak menjabat Ketua DPD Partai Gerindra Jateng, pada18 Oktober 2023, Mas Dar melakukan konsolidasi dengan Dewan Pimpinan Cabang (DPC) di kabupaten/kota, kecamatan, bahkan sampai level anak ranting di desa-desa. Kunjungan itu dilakukan di 29 kabupaten dan 6 kota di seluruh Provinsi Jawa Tengah.
Blusukan ke Pelosok Jawa Tengah
Jiwa kepemimpinan Mas Dar telah digembleng di Taruna Nusantara, ditambah dengan kedisiplinan Jepang dan asuhan langsung Pak Prabowo Subianto. Proses itu membuatnya paham, memimpin itu harus dilakukan dengan hati. Apalagi dia terlahir dari keluarga yang tidak mampu. Hatinya mudah trenyuh melihat kemiskinan di Jawa Tengah.
Tidak jarang Mas Dar menginap di rumah warga di pelosok desa, untuk lebih mendekatkan diri dengan masyarakat. Selain karena kepentingan partai, Mas Dar juga membawa misi kemanusiaan melalui organisasi sosial yang dipimpinnya. Tapi dasar sesungguhnya adalah, dia ingin memberikan dukungan pada orang-orang yang senasib dengannya dulu.
Blusukan ke pelosok dusun membuatnya melihat lebih jelas persoalan masyarakat di bawah. Banyak keluhan yang sebelumnya tidak dia dengar. Semangat Mas Dar untuk menolong lebih banyak orang makin berkobar. Semua orang bisa berkontribusi sesuai kemampuannya sendiri.