Sudaryono B. Eng., M.M, MBA

Wakil Menteri Pertanian RI

Ketua DPD Gerindra Jateng

Ketua Umum KHTI

Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia

Sudaryono B. Eng., M.M, MBA
Sudaryono B. Eng., M.M, MBA
Sudaryono B. Eng., M.M, MBA
Sudaryono B. Eng., M.M, MBA
Sudaryono B. Eng., M.M, MBA

Wakil Menteri Pertanian RI

Ketua DPD Gerindra Jateng

Ketua Umum KHTI

Ketua Umum Tani Merdeka Indonesia

BLOG MAS DAR

Wamentan Sudaryono Tegaskan Isu Impor Beras: Hanya untuk Restoran Tertentu, Bukan Konsumsi Masyarakat

September 11, 2025 artikel
Wamentan Sudaryono Tegaskan Isu Impor Beras: Hanya untuk Restoran Tertentu, Bukan Konsumsi Masyarakat

Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono menegaskan bahwa isu impor beras yang beredar belakangan ini perlu diluruskan. Menurutnya, beras yang diimpor bukan untuk konsumsi masyarakat umum, melainkan untuk memenuhi kebutuhan spesifik restoran-restoran tertentu.

Sebagai contoh, Sudaryono menjelaskan bahwa restoran Jepang menggunakan beras Jepang dengan butiran kecil, yang tidak bisa digantikan oleh beras lokal Indonesia. Begitu pula dengan restoran Arab dan India yang memerlukan beras basmati, yang juga tidak dapat digantikan oleh beras lokal. “Beras yang diimpor itu bukan beras untuk konsumsi rumah tangga, tapi untuk restoran yang memerlukan jenis beras tertentu, seperti beras Jepang dan basmati,” jelas Sudaryono di Jakarta.

Lebih lanjut, Sudaryono menegaskan bahwa impor beras tersebut bersifat terbatas dan sangat spesifik, sehingga tidak relevan untuk disamakan dengan beras konsumsi rumah tangga yang merupakan beras medium. Ia memastikan bahwa produksi beras medium cukup di dalam negeri dan pemerintah tidak akan mengimpor beras jenis ini.

Komitmen pemerintah untuk menjaga kedaulatan pangan juga ditegaskan oleh Sudaryono, dengan memastikan bahwa beras medium untuk konsumsi masyarakat tetap berasal dari hasil pertanian dalam negeri. “Yang dimaksud dengan tidak impor beras adalah beras konsumsi masyarakat, yaitu beras medium, yang kita pastikan tidak diimpor,” ujarnya.

Selain beras, Sudaryono juga menyampaikan bahwa pemerintah menargetkan untuk tidak melakukan impor jagung pada tahun 2025. Peningkatan produktivitas dalam negeri dan kebijakan pendukung petani menjadi kunci untuk mencapainya. Pemerintah juga memiliki target yang sama untuk komoditas gula konsumsi, dengan tujuan mencapai swasembada guna menjaga kestabilan harga dan mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Write a comment